Senin, 13 Desember 2010

Bahaya, Berlaptop di Atas Paha Anda

Selasa, 05 Oktober 2010, 15:30 WIB


Sebaiknya, beri antara tahan panas antara laptop dan paha Anda.
REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS--Apakah Anda pernah bekerja dengan laptop Anda di pangkuan Anda? Jika demikian, Anda mungkin ingin memikirkan kembali kebiasaan tersebut.

Para pakar kesehatan kulit di Siwss menyebutkan, kebiasaan ini bisa menyebabkan apa yang disebut sebagai "sindrom kulit terpanggang," yaitu kondisi kulit yang tidak biasa tampak berbintik-bintik yang disebabkan oleh paparan panas jangka panjang.

Dalam satu kasus baru-baru ini, seorang anak 12 tahun mengalami perubahan warna kulit menjadi belang-belang di paha kirinya setelah bermain game komputer beberapa jam setiap hari selama beberapa bulan.

"Dia mengakui bahwa laptop menghasilkan panas di sisi kiri, dan terlepas dari itu, ia tidak mengubah posisinya," lapor para peneliti Swiss dalam sebuah artikel yang dipublikasikan Senin dalam jurnal Pediatrics.

Kasus lainnya melibatkan seorang mahasiswa Virginia yang mencari pengobatan untuk perubahan warna belang-belang di kakinya. Dr Kimberley Salkey, yang menanganinya, menyebutkan pasiennya itu biasa menghabiskan waktu sekitar enam jam sehari bekerja dengan komputer yang bersandar di pangkuannya. "Suhu bawah tanpa disadari bisa mencapai 125 derajat," ujarnya.

Kasus itu, sebetulnya mulai terendus sejak tahun 2007. Salah satu dari 10 kasus yang berhubungan dengan laptop dilaporkan di jurnal medis dalam enam tahun terakhir.

Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh terlalu sering menggunakan bantalan pemanas dan sumber panas lain yang biasanya tidak cukup panas untuk menyebabkan luka bakar. Ini umumnya tidak berbahaya tetapi bisa menyebabkan penggelapan kulit permanen. Dalam kasus yang sangat jarang, dapat menyebabkan kerusakan yang mengarah ke kanker kulit, kata para peneliti Swiss, Dr Andreas Arnold dan Peter Itin dari University Hospital Basel. Mereka tidak menemukan kasus kanker kulit dihubungkan dengan menggunakan laptop. Namun mereka menyarankan cara aman menggunakan laptop di bangkuan, yaitu dengan menempatkan tas atau perisai panas lainnya di bawah laptop jika Anda harus menggunakannya di pangkuan Anda.

Salkey, asisten profesor dermatologi di Eastern Virginia Medical School, mengatakan bahwa di bawah mikroskop, menyerupai kulit yang terkena kulit yang rusak oleh paparan sinar matahari jangka panjang. Produsen utama termasuk Apple, Hewlett Packard dan Dell memperingatkan dalam buku petunjuk untuk tidak menempatkan laptop di pangkuan atau kulit yang terbuka untuk waktu yang lama karena risiko untuk luka bakar.

Sebuah laporan medis beberapa tahun lalu menemukan bahwa pria yang menggunakan laptop di pangkuan mereka menyebabkan suhu skrotum tinggi. Jika berkepanjangan, hal semacam panas dapat menurunkan produksi sperma, yang berpotensi dapat menyebabkan kemandulan. Namun penelitian shahih tentang hal ini belum dikonfirmasi.
Red: Siwi Tri Puji B
Sumber: AP

Taken from Republika online.

♥ Kavita, Putri Keluarga Hindu Ekstrim yang Masuk Islam ♥

Kavita lahir dari keluarga Hindu yang taat. Keluarganya adalah anggota Shiv Sena, sebuah organisasi pemeluk agama Hindu di India yang dikenal ekstrim dan radikal. Tak heran jika Kavita sama sekali tidak mengenal agama Islam, bahkan ibadah wajib kaum Muslimin yang disebut salat pun ia tidak tahu, sampai akhirnya ia menjadi seorang muslim dan ibadah salatlah yang membuatnya mencintai Islam.

Setelah memeluk Islam, ia mengubah namanya menjadi Nur Fatima. Kisahnya menjadi seorang muslim, melalui jalan panjang dan berliku. "Saya lahir dan menikah di Mumbai, India. Usia saya 30 tahun, tapi saya masih merasa seperti anak yang masih berusia lima tahun, karena pengetahuan saya tentang Islam masih sedikit, tidak lebih dari pengetahuan yang dimiliki anak usia lima tahun," kata Kavita atau Nur Fatima yang menyandang gelar master dari Universitas Cambrigde ini.

"Saya menyesal, karena selama ini saya cuma mengejar gelar kesarjanaan di dunia , tapi tidak melakukan apapun untuk kehidupan di akhirat kelak. Sekarang, saya ingin melakukan sesuatu untuk kehidupan di Hari Akhir nanti," ujar Nur Fatima yang dianugerahi dua putra ini.

Ditanya tentang bagaimana awalnya ia memilih menjadi seorang muslim, Nur Fatima menjawab dengan mengungkapkan rasa syukurnya pada Allah Swt. "Pertama kali, saya ingin mengucapkan syukur pada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat-Nya. Ketika Allah Swt. berkehendak, Ia akan memberikan pemahaman pada seseorang tentang agama Islam," tuturnya.

"Saya tumbuh di lingkungan orang-orang Hindu ekstrim yang sangat membenci orang-orang Islam. Saya memeluk Islam setelah menikah, tapi sejak remaja saya tidak senang dengan penyembahan terhadap patung-patung ..."

"Saya ingat, dulu pernah menaruh sebuah patung sesembahan ke dalam ruang untuk mencuci di rumah. Kakak saya menegur perbuatan itu dan saya menjawab, jika patung itu tidak bisa melindungi dirinya sendiri, lalu mengapa kita meminta perlindungan darinya? Apa yang diberikan patung itu pada kita?," kisah Nur Fatima mengingat masa kecilnya.

Ia mengatakan bahwa dalam keluarganya ada ritual dimana seorang anak perempuan, ketika menikah, harus mencuci kaki suaminya dan meminum air cuci kaki itu. Nur Fatima sejak awal menolak keras tradisi itu dan karenanya ia sering kena tegur keluarganya.

Sejak tinggal sendiri karena sekolah di luar negeri, Nur Fatima pernah sesekali mengunjungi sebuah Islamic Center. Dari pembicaraan yang sering ia dengar, ia jadi tahu bahwa kaum Muslimin tidak menyembah patung atau berhala tapi hanya menyembah apa yang kemudian ia ketahui disebut "Allah" Swt oleh kaum Muslimin.

Nur Fatima mengatakan bahwa ibadah salat yang membuatnya sangat terkesan dengan orang-orang Islam. "Awalnya saya tidak tahu bahwa ibadah yang mereka lakukan itu disebut salat. Tadinya saya pikir, mereka melakukan sejenis latihan kebugaran. Saya tahu ibadah yang mereka lakukan disebut salat ketika saya berkunjung ke Islamic Center itu," ujar Nur Fatima yang mengaku, sejak itu ia sering bermimpi berada di dalam sebuah ruangan empat dimensi, namun ia tidak tahu apa makna mimpi itu.

Setelah menikah dan menetap di Bahrain, Nur Fatima banyak belajar tentang Islam, apalagi lingkungannya adalah kaum Muslimin. Ia sering mengunjungi kenalan-kenalannya yang muslim. Pernah pada bulan Ramadan, sahabat muslimnya meminta Nur Fatima untuk tidak sering berkunjung karena sahabatnya itu merasa terganggu dengan kedatangan Fatima. Tapi Fatima meminta agar temannya itu tidak melarangnya datang ke rumah karena sebagai seorang yang baru masuk Islam, ia ingin mengamati apa saja yang dilakukan seorang muslim pada saat bulan Ramadan.

Sahabatnya lalu memperkenankan Fatima berkunjung selama bulan Ramadan, dan dari kunjungannya itu Fatima mengamati bagaimana sahabatnya salat dan membaca Al-Quran. Diam-diam, Fatima mengikuti gerakan salat meski saat itu ia tidak banyak tahu tentang salat dan bacaannya. Ia mengunci kamarnya saat melakukan semua itu. Tapi suatu ketika, ia lupa mengunci kamarnya dan suaminya menyaksikan apa yang dilakukan Fatima. Fatima tahu suaminya akan marah, awalnya ia merasa takut untuk menjelaskan, tapi akhirnya ia mendapatkan keberanian, entah darimana, untuk mengatakan bahwa ia sudah masuk Islam dan yang ia lakukan adalah salat, kewajiban sebagai seorang muslim.

Suami Fatima murka mendengarnya, begitu pula saudara perempuan Fatima saat mendengar bahwa Fatima sudah menjadi seorang muslim. Keduanya memukuli Fatima sampai babak belur.

Setelah kejadian itu, Fatima tidak boleh menemuai siap pun dan ia dikunci di dalam kamar. Ketika itu, Fatima belum resmi menjadi seorang muslim, ia sendiri heran mengapa ia berani dengan tegas mengatakan bahwa ia sudah masuk Islam pada suaminya.

Suatu malam, putera tertua Fatima yang masih berusia 9 tahun masuk ke kamarnya dan menangis. Anak lelakinya itu meminta ibunya untuk melarikan diri dari rumah, karena keluarga mereka berniat membunuh Fatima karena mengaku sudah masuk Islam.

"Saya tidak bisa melupakan momen yang berat itu ketika anak lelaki pertama saya membangunkan adiknya dan mengatakan, 'Bangun, mama akan pergi. Temuilah mama sekarang, karena tak ada yang tahu apakah mama akan bertemu kita lagi atau tidak'," kata Fatima.

"Anak kedua saya baru menemuai saya beberapa hari kemudian, ia bertanya apakah saya akan pergi dan saya cuma bisa mengangguk. Saya yakinkan dia bahwa kita akan bertemu lagi," sambung Fatima.

Di tengah malam gelap dan dingin, Fatima meninggalkan rumah dengan membawa dua cinta dalam hatinya. Cinta terhadap kedua puteranya dan cintanya pada Islam.

Fatima menuju sebuah kantor polisi. Beruntung, ada seorang petugas polisi yang mengerti bahasa Inggris. Setelah meminta istirahat sebentar, pada petugas polisi itu mengatakan bahwa ia pergi dari rumah karena ingin masuk Islam. Petugas polisi itu kemudian membantu Fatima dan memberikan tempat berlindung sementara di rumahnya. Fatima menolak untuk kembali pulang, ketika keesokan harinya suaminya datang ke kantor polisi dan mengatakan bahwa isterinya telah diculik.

Petugas polisi itu kemudian membawa Fatima ke rumah sakit untuk menjalani perawatan karena luka-luka yang dialaminya akibat pemyiksaan yang dilakukan suami Fatima. Setelah luka-lukanya sembuh, Fatima langsung mengunjungi sebuah Islamic Center terdekat. Di Islamic Center itu, ia melihat sebuah gambar tergantung di dinding. Saat itulah ia menyadari bahwa gambar itulah yang pernah hadir dalam mimpi-mimpinya. Seorang petugas Islamic Center mengatakan bahwa gambar itu adalah gambar Ka'bah.

Di Islamic Center itulah ia mengucapkan dua kalimat syahadat dan Nur Fatima diangkat anak oleh pemilik Islamic Center itu. Ia kemudian dinikahkan dengan seorang lelaki muslim. Impiannya setelah resmi menjadi seorang muslim ketika itu adalah, segera pergi ke Baitullah dan menunaikan rukun Islam yang kelima. (ln/cti/isw/EM)

Selasa, 07 September 2010

Tips untuk Jadi Remaja Islam Oke

Seorang remaja mempunyai andil besar bagi perubahan lingkungannya. Ia pun mampu membawa teman-temannya agar sadar dan mengenal Islam. Sudah saatnya remaja peduli bahwa siapa lagi yang akan memperjuangkan Islam di tengah-tengah masyarakat kalau bukan mereka? Dulu ketika SK jilbab belum keluar, remaja juga yang bergerak dan berjuang. Itu hanya salah satu contoh. Sekarang pun di saat kesadaran berislam sudah tinggi, saatnya remaja berperan untuk membuat masyarakat rindu Islam kaafah yaitu dengan diterapkannya syariah Islam dalam naungan Khilafah.

Ketika ada teman yang gak sholat, pacaran aja kegiatannya, dugem, dan banyak aktifitas maksiat lainnya, siapa yang bisa menyadarkan mereka? Bukan para kyai, bukan para guru, bukan pula para dai tua yang seringkali tak paham dengan karakter remaja. Jadi yang paling efektif menyadarkan mereka adalah teman-temannya sendiri yaitu kamu sebagai generasi muda.

Jangan panik dulu. Jangan merasa berat dengan tugas sebagai remaja muslim yang kamu emban. Di bawah ini ada beberapa tips agar kamu jadi remaja yang oke dalam berdakwah di lingkungan kamu. Simak baik-baik ya:

1. Niat
Dari awal, niatkan semua usaha kamu karena Allah semata. Jangan sampai ada niat untuk sombong dan merasa benar sendiri. Juga jangan sampai ada kesan menggurui dan menganggap bodoh teman yang sedang kamu dakwahi. Petunjuk itu dari Allah. Lakukan upaya maksimal dalam menyadarkan teman dan jangan lupa berdoa untuknya agar segera kembali ke jalan yang benar. Karena sungguh, tidak ada yang mampu memberi jalan bila sudah disesatkan oleh Allah dan tak ada yang mampu menyesatkan bila sudah diberi petunjuk oleh-Nya. Jadi jangan lupa berdoa ya.

2. Lakukan apa yang kamu katakan
Ngomong gampang, tapi melakukannya itu yang butuh upaya lebih. Kalo kamu Cuma bisa ngomong tanpa melakukan apa yang kamu omongkan, maka orang lain terutama teman-temanmu tak akan percaya padamu lagi. Misal nih, kamu bilang pacaran haram dan dosa tapi kamu sendiri malah suka mojok berduaan dengan lawan jenis. Sama juga bo’ong kalo gini caranya. Selain dosa karena kamu berkhalwat (berdua-duaan dengan lawan jenis yang non mahrom), kamu juga dosa karena bisa ngomong tapi gak bisa melakukan omonganmu dengan konsisten. Dobel dosa tuh. Jangan sampai ini terjadi loh.

3. Gunakan Qur’an dan Hadits
Dalam berdakwah, gunakan Qur’an dan hadits sebagai acuan, bukan kata si A dan si B atau bahkan kata nenek moyang. Banyaklah baca buku-buku keislaman dan pahamilah wawasan keislaman itu sendiri. Jangan sampai kamu menyampaikan sesuatu yang kamu tidak punya ilmu tentangnya. Jadikan sirah (sejarah) Rasulullah dalam berdakwah sebagai panduan kamu ketika berdakwah di lingkungan teman-temanmu.
Harap kamu tahu, Rasulullah oke banget loh dalam menyampaikan dakwah di semua kalangan termasuk juga para remaja dan pemuda. Salah satunya adalah ketika ada seorang pemuda yang mendatangi Rasulullah dan bertanya, “Ya Rasul, saya ingin masuk Islam tapi saya masih hobi berzina.” Apa jawab Rasulullah? Bukannya marah tapi beliau dengan tenang menjawab, “ Kamu punya ibu? Punya saudara perempuan? Bagaimana perasaanmu bila ibu atau saudaramu yang perempuan dizina-i oleh laki-laki?” Sejak saat itu, pemuda tersebut langsung bertaubat, masuk Islam dan tidak pernah lagi melakukan zina.

4. Berbicaralah pada orang lain seakan-akan baru mengenalnya
Maksud dari poin ini adalah jangan berusaha sok tahu tentang seseorang hanya dengan melihatnya sekilas saja. Berbicaralah dengan ramah dan penuh perhatian sehingga orang yang akan didakwahi merasa nyaman dan kemudian percaya. Jangan terkecoh dengan penampilan. Misalnya saja seorang yang mengaku dirinya muslimah tapi pakaiannya selalu ketat dan mengumbar aurat. Jangan langsung berpikiran sok tahu yang negative bahwa dia itu pastilah seseorang yg pembangkang dan durhaka karena tidak menutup aurat. Kenalilah kepribadiannya lebih jauh.
Karena bisa jadi ia berpakaian seperti itu bukan karena ingin membangkang perintah Allah tapi benar-benar tidak tahu batasan aurat perempuan dalam Islam. Atau mungkin salah seorang teman kamu yang tak pernah sholat Jumat. Kenalilah dirinya lebih jauh dan jangan langsung berprasangka buruk. Ada banyak laki-laki yang tidak sholat Jumat karena keluarganya tidak pernah mengajarinya dan ia pun tidak tahu hukumnya. Jadi , tugas kamu nih untuk mendekati orang-orang semacam ini untuk memberikan pencerahan bagi kehidupannya sebagai seorang muslim yang baik.

5. Tersenyumlah
Tahukah kamu bahwa Rasulullah SAW itu suka sekali tersenyum loh. Tapi anehnya banyak para dai yang sukanya malah pasang tampang serius dan cemberut daripada tersenyum. Nah, kamu jangan ikut-ikutan yang model begini yah.
Tersenyum, berperilaku sopan dan baik adalah sikap Rasulullah yang harus kita amalkan seharui-hari. Jika kita ingin orang lain dekat dan menerima dakwah kita maka usahakan kita bersikap ramah pada mereka. Tersenyum adalah salah satu kunci dari keramahan ini.
Yang patut diingat adalah tersenyum disini konteksnya adalah ramah secara umum dan tidak bermaksud tebar pesona pada lawan jenis. Bagaimana pun Islam mempunyai aturan dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Bukan karena alasan dakwah trus seenaknya saja berdua-duaan dengan lawan jenis, misalnya. Nah, agar tidak timbul fitnah, usahakan berdakwah fokus pada sesame jenis. Cowok yang berdakwah ke kalangan cowok. Begitu juga cewek dakwahnya juga ke lingkungan cewek saja.

6. Bersikap aktif dan berbaur
Langkah awal bagi keberhasilan dakwah adalah bersikap aktif dan berbaur dengan objek dakwah. Sering-sering ngobrol dengan mereka yang ingin kamu dakwahi. Bisa juga kamu mengundang mereka untuk buka puasa bersama saat Ramadhan atau kajian remaja yang kamu kemas dengan santai. Jadikan mereka percaya bahwa kamu adalah tempat yang asyik untuk curhat, berbagi cerita baik suka maupun duka. Mengerjakan PR bareng, menenangkan di kala mereka gundah, atau sekedar menjadi teman yang baik ketika mereka butuh curhat dan diskusi. Dan yang utama, kamu harus bisa menjaga rahasia karena mereka sudah percaya sama kamu. Tapi bila keadaan berubah menjadi serius dan berbahaya, misalnya saja ada yang berniat bunuh diri karena frustasi menghadapi masalahnya, maka jangan segan-segan menghubungi orang yang lebih dewasa untuk menyikapi masalah ini.

7. Tunjukkan Islam itu sesuai untuk semua kalangan
Sering remaja menganggap bahwa Islam itu kuno dan ketinggalan zaman. Tunjukkan pada mereka bahwa pendapat ini salah. Tunjukkan pada mereka bahwa Islam itu berasal dari Allah yang tentu saja sesuai dengan zaman apa pun dan bagi siapa pun termasuk remaja juga. Yakinkan mereka bahwa Allah begitu dekat bahkan melebihi urat nadi kita sendiri. Allah juga Mahamelihat dan mendengar. Allah tempat meminta dan tumpuan semua keluh kesah dan gundah kita. Tunjukkan juga bahwa Islam itu sesuai dan cocok untuk remaja. Islam mempunyai semua jawaban yang diinginkan remaja tentang pencarian jati diri yang tidak semua agama bisa menjawabnya.

8. Libatkan mereka dalam kegiatan social
Ajak para remaja itu untuk terlibat dalam kegiatan social. Misalnya saja dengan mengadakan baksos di daerah-daerah miskin agar mereka lebih menghargai sesama dan pandai bersyukur. Atau bisa juga mengajak mereka dalam sebuah kepanitiaan atau peserta seminar Islam untuk remaja. Keterlibatan seperti ini membuat mereka menjadi bagian dari umat dan merasa berharga. Jangan lupa setelahnya kamu harus berterima kasih atas apa yang telah mereka lakukan untuk sesama.

9. Tanyakan 4 pertanyaan mendasar
Ketika pertemanan semakin erat, topic yang dibahas biasanya juga mengarah semakin serius. Kamu bisa mendiskusikan tentang cita-cita dan rencana mereka di masa depan. Ada 4 pertanyaan yang bisa mengarahkan topic agar remaja lebih mengenal Allah dan Islam:
1. kemanakah aku setelah kehidupan ini berakhir
2. apa yang membuat aku bahagia
3. Kepada siapakah aku seharusnya berterima kasih dan bersyukur
4. apakah saya bisa sukses tanpa bantuan orang lain

10. Tekankan sholat wajib 5 kali sehari sebelum kewajiban lainnya
Hubungan dengan Allah secara pribadi itu ada pada kewajiban sholat 5 waktu. Jangan memberikan banyak materi lain lebih dulu sebelum kesadaran untuk sholat wajib 5 waktu bisa terlaksana dengan baik. Tekankah bahwa dengan sholat saja hubungan dengan Allah terjalin secara langsung tanpa perantara. Hanya Allah saja tempat bersandar jika manusia menghadapi masalah. Sholat adalah saat yang tepat untuk meminta pertolonganNya. Jika mungkin, usahakan untuk sholat berjamaah ketika kamu sedang ngobrol santai dengan mereka. Ketika sholat ini sudah dijalankan dengan konsisten, maka hal-hal lain akan lebih mudah untuk diingatkan misalnya saja tidak boleh memaki, patuh pada orang tua dan cara berpakain yang menutup aurat sesuai dengan syariat Islam.

11. Bantulah mereka untuk mempercayai orang dewasa
Biasanya remaja memandang orang dewasa dengan pandangan miring seolah-olah dunia mereka benar-benar berbeda. Orang dewasa dianggap tidak pernah memahami dunia remaja dan anak muda dengan tepat. Nah, dalam hal ini kamu kudu berperan untuk menumbuhkan rasa percaya pada remaja terhadap orang dewasa. Misalnya saja dengan memuji seorang penceramah yang kena di hati remaja, para aktivis yang peduli dengan dakwah demi kebangkitan umat dan lain-lain. Memang sih, merubah sudut pandang mereka tidak bisa dengan mudah tapi paling tidak mereka nantinya bisa memahami pendapat orang tua di rumah.

12. Jangan pergi ketika mereka sedang down
Ingat, ketika seseorang sudah mulai mau menjalankan ajaran-ajaran Islam dengan teratur, tidak berarti urusan sudah selesai. Akan ada ujian dan cobaan dalam hidup yang kadang bisa membuat futur/down atau lemah iman seseorang. Ada kalanya mereka mempertanyakan lagi keadilan Tuhan akan jalan hidup sulit yang mereka tempuh. Jangan putus asa apalagi tega meninggalkan mereka. Dampingilah para remaja ini untuk kembali menemukan jati diri keislaman mereka.

Semoga beberapa tips di atas bisa kamu jadikan alat untuk mendekati teman-teman kamu dalam berdakwah. Dan yang utama, kamu jangan lupa meminta pada Allah untuk dimudahkan langkahmu juga lisanmu dalam menyampaikan kebenaran. Semoga Allah menyertaimu selalu. Cheers ^_^
www.voa-islam.com

Skenario Allah di Balik Kegagalanku

Janganlah pernah berburuk sangka pada Allah, karena bisa jadi, di balik ketentuannya, Allah sedang merencanakan “kejutan” lain. Seringkali dalam berdo’a kepada Allah, kita meminta agar Ia mempersegerakan apa-apa yang kita munajatkan. Minimal, kita memohon kepada-Nya, agar sudi mengabulkan permintaan-permintaan kita. Bagi mereka yang bergelut di dunia bisnis, misalnya, mereka memohon kepada Allah agar bisnisnya lancar, dan menghasilkan keuntungan melimpah.
Adapun mereka yang sedang menyelesaikan program studi, mereka pun berharap agar Allah melancarkan studi mereka, kemudian menjadi orang yang sukses di kemudian hari. Begitu seterusnya, dan begitu seterusnya.
Karena besarnya harapan di balik lantunan-lantunan do’a itu, maka, tidak sedikit dari mereka yang menghujat Allah, manakala do’a belum memberikan jawaban. Padahal, belum tentu apa yang kita impi-impikan di balik do’a, itu akan membawa kebaikan bagi kita, begitu pula sebaliknya. Bahkan, bisa jadi, ditahannya pengabulan do’a tersebut, karena Allah sedang menyusun skenario yang jauh lebih besar, lagi lebih bermanfaat bagi kita, yang tidak pernah disangka-sangka. Begitu pula yang aku alami.
Aku adalah anak paling bungsu dari tujuh bersaudara. Sedari kecil (berumur 3 bulan) aku telah ditinggal oleh ibu. Maka, jadilah ayah dan saudara-saudaraku pengasuh, yang senantiasa merawat hingga aku dewasa.
Dari tujuh bersaudara, cuma aku yang bisa melanjutkan studi di perguruan tinggi. Adapun yang lain, paling banter lulus MTS (Madrasah Tsanawiyah), bahkan dua kakakku, tidak lulus SD. Ini semua bukan atas kemauan kami, tapi memang, penghasilan ayah, yang berprofesi sebagai petani biasa, tidak mampu memenuhi biaya pendidikan.
Nah, faham akan kondisi keluarga –yang secara matematik tidak akan mampu membiayai kuliah– setelah menyelesaikan studi di salah satu pondok yang berbasis bahasa asing –Arab dan Inggris– di Jawa Timur (Jatim), aku berinisiatif untuk melanjutkan kuliah di institusi yang memberikan beasiswa bagi para mahasiswanya.
Setelah mencari informasi dan menjajaki beberapa kampus, dan melalui hasil musyawarah dengan keluarga, dari sekian banyak kampus, dua kampuslah yang menjadi incaranku. Yang pertama ada di daerah Jawa Barat dan satu lagi berada di Jawa Timur.
Pada dasarnya seluruh keluarga, terutama diriku pribadi, berharap bisa masuk di Jabar. Alasannya, di sini, selain mendapat beasiswa, makan, tempat tinggal, sangu, para mahasiswa juga mendapatkan kitab-kita pelajaran secara gratis. Maka, praktislah kita hanya tinggal fokus belajar.
Ada pun yang di Jatim, hanya menyediakan beasiswa kuliah dan makan. Sedangkan buku dan tete-bengek lainnya, masih harus mengeluarkan kocek pribadi. Dan masih ada satu lagi yang membuat saya kurang sreg di sini, para mahasiswa diwajibkan mengambil progran bahasa Inggris, sekalipun itu bukan jurusannya. Itu semua karena bahasa komunikasi keseharian di kampus, yaitu bahasa asing, Arab, dan Inggris.
Untuk membantu dalam proses melancarkan tes ujian di kampus pertama (Jabar), aku dan keluargaku saling bergotong royong. Mereka membantuku dengan do’a, puasa, dan shalat sunnah. Ada pun aku, berikhtiar dengan belajar yang giat, dan pastinya sambil berdo’a.
Pada mulanya, aku ngotot meminta kepada Allah, agar ia memberi aku kelulusan. Namun, melihat banyaknya jumlah peserta (ribuan, sedangkan yang diterima hanya seratus dua puluh), aku merasa dzalim kalau aku ‘memaksa’ Nya untuk mengabulkan permintaanku.
“Ini kan penilaian saya pribadi, kalau tempat ini terbaik untukku. Namun belum tentu bagi Allah, begitu bisikku dalam. Inilah yang kemudian mengubah do’a menjadi, “Ya Allah, berilah aku tempat terbaik menurutmu. Kalau memang tempat ini membawa manfaat bagiku keesokan hari, maka luluskanlah aku, tapi, sekiranya tempat ini justru menjerumuskanku kepada kesukaran di dunia dan akhirat, maka, jauhkanlah aku darinya.”
Doa inilah yang kemudian senantiasa aku panjatkan kepada Allah, hingga tiba waktu pengumuman kelulusan seleksi mahasiswa baru, Rabu, Juli 2006.
Setelah saya cek namaku pada abjad “Z” , ternyata namaku tidak ada. Terus terang aku sedih, sempat berderai air mataku. Aku bukan hanya bersedih atas kegagalanku, namun, aku juga merasa bersedih membayangkan reaksi keluargaku perihal kegagalanku. Setelah aku beri tahu mereka, ternyata sungguh di luar dugaanku sebelumnya. Mereka justru memotivasi aku untuk tetap semangat, jangan patah arang, ”Nggak usah terlalu sedih, dan jangan malu. Mungkin ini yang terbaik menurut Allah,”  ujar mereka melalui telepon.
Mendapat ’suntikan’ motivasi, semangatku langsung kembali. Seketika juga aku menelepon temanku, yang memang terlebih dahulu telah menjadi mahasiswa di kampus yang di Jatim, dan menanyakan tentang peluang pendaftaran. Dan ternyata, hari itu adalah hari terakhir pendaftaran mahasiswa baru, dan lusanya akan langsung diadakan tes. Sebab itu, kuminta sahabatku itu untuk mendaftarkanku. Alhamdulillah, ia menyanggupinya. Dan pada hari itu juga, aku langsung menyiapkan diri untuk langsung menuju Surabaya.
Singkat cerita, setelah melalui berbagai tes (tulis dan lisan), aku diterima di kampus ini. Dan komunikasi adalah jurusan yang aku pilih. Puji syukur senantiasa aku ucapkan atas karunia-Nya.
Sebagaimana telah saya paparkan di atas, seluruh mahasiswa diwajibkan mengambil mata kuliah Bahasa Inggris selama tiga semester, maka –meskipun terpaksa- aku pun mengikuti program tersebut. Masih jelas di benakku, betapa jujurnya saya ke pada dosen akan ketidakmengertian saya terhadap bahasa ini.
Di depan mahasiswa yang lain aku berujar, “maaf pak, soal-soalnya tidak saya kerjakan, saya tidak bisa sama sekali bahasa Inggris.”  Melihat kejujuranku, si dosen hanya bisa diam menyaksikan kertas jawabanku masih putih bersih.
Lambat laun, aku paksakan diri agar mampu –menjinakkan musuh– ku ini. Aku tidak ingin meninggalkan kesempatan yang kedua kalinya (sebelumnya di pondok yang berbasis bahasa asing). Maka mulailah aku pasang ‘kuda-kuda’untuk fokus belajar. Aku selalu menghafalkan sedikit-demi sedikit tiap kosa-kata. Dan yang pasti, do’a kepada Allah, tidak pernah terputus aku utarakan, agar Ia mempermudah langkahku ini.
Allahu Qadir ala kulli Syaiin, sungguh aku tidak menyangka, sedari awal aku berazam untuk belajar, aku merasa Allah sangat mempermudahku, untuk menguasai bahasa ini. Maka tidak heran, hanya dalam waktu yang relatif singkat (2-3 bulan), aku sudah mengalami perubahan pengetahuan yang sangat signifikan tentang bahasa Internasional ini. Dan yang membuat saya lebih terharu lagi, saya bukan hanya mampu secara teoritis, namun, secara praktis, aku pun bisa. Maka, terkaget-kagetlah teman-temanku, ketika ujian pertengahan semester (UTS), untuk seluruh macam mata kuliah bahasa Inggris (Reading, Grammar, Conversation), nilaiku adalah yang terbaik.
Seiring dengan kemampuan baruku itu, Allah menjadikannya sebagai jembatan penghubung bagiku, untuk memperoleh rezeki-Nya (fulus). Aku diamanahi oleh dosen untuk mengajar di sekolah binaannya.
Tidak itu saja, aku pun membuka kursus untuk mereka yang berminat mendalami bahasa Inggris. Alhamdulillah, meskipun tidak banyak, tapi ada.
Kini, kebutuhan-kebutahanku secara ekonomis bisa terpenuhi, tanpa harus membebani orangtua dan keluarga.
Sebagai penutup dari tulisan ini, cukuplah firman Allah di surat Al-Baqarah ayat 216 di bawah ini, kita jadikan pijakan, dalam merespon keputusan Allah:
“… Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Kesimpulannya, janganlah pernah ber-su’udzan (berburuk sangka) kepada Allah terhadap ketentuan-Nya, yang –mungkin– secara naluri, kita tidak menghendakinya, karena bisa jadi, di balik itu, Allah sedang merencanakan ‘kejutan’ lain untuk kita yang tidak pernah kita sangka-sangka sebelumnya.

ariefhikmah.com

Senin, 06 September 2010

cukuplah hanya ALLAH..

Ketika sang mentari nan gagah mulai kembali dipersembunyiannya.Kudapati Sepasang mata yang terlihat jelas sedang menahan jutaan rindu , terlihat sedang menyandarkan rindunya pada Sang Pencipta di sudut ruang keluarga. Akupun paham, dia sedang menahan buliran kristal yang tertahan di sudut-sudut matanya..
“kamu kenapa dek?” tanyaku pelan sembari kuberikan semangkuk es buah untuk membatalkan puasanya hari ini.
“rindu…” jawabnya pelan sambil meraih mangkuk yang kuberikan tadi.
“rindu sama siapa?” tanyaku lagi yang perlahan duduk di dekatnya.
“seseorang mbak..” jawabnya setelah berdo’a dan meneguk es buah favoritnya.
“sipa sih??” aku masih terus bertanya, dan akan tetap terus bertanya sebelum ia menjawab dengan pasti.
Tapi, adikku hanya diam sambil menikmati es buahnya. Hari ini kita memang hanya berbuka puasa berdua, abi sedang pergi ke Jogja mengantar seseorang. Sebenernya suasana sepi seperti ini sudah sangat biasa kita jalani. Dan biasanya aku dan si adik selalu sukses bikin suasana gak semati hari ini. Tapi hari ini, perasaan dan harapan yang sedang tak sejalan dengan keadaan membuat kita berdua jadi sulit untuk menyambungkan keceriaan yang biasanya selalu menghiasi buka puasa kita. Akhirnya, kuputuskan diam. Aku mungkin bukan ahli pembaca fikiran seseorang, bukan juga seorang psikolog, tapi aku paham betul raut muka khas adikku ketika rindu pada sosok ummi yang sangat ia cintai mulai bergelayut manja di fikirannya. Memang sebenarnya aku sudah tau si adik rindu pada siapa, tapi terus kudesak agara dia mau bercerita padaku, harapanku agar rindu yang menyesakkan batinnya itu bisa sedikit terbebaskan. Akupun juga merasa sangat bertanggung jawab ketika senyum lucu adikku yang sebenarnya bandel itu mulai memudar..
Tiba-tiba tanpa kuperintah lagi si adik menjawab pertanyaanku .
“ummi….” Terdengar suara lirih adikku penuh dengan tekanan rindu yang menguasai batinnya.
“sabar… ummi juga pasti kangen adik, makanya sering-sering do’akan ummi di sholat adik, biar ummi tenang , dan biar ummi tau kalo jagoan kecilnya tidak lagi sebandel dulu. Gih sholat maghrib ke masjid dulu.” Perintahku sambil berusaha menenangkan adikku.
“iya deh mbak.. “ jawab adikku sambil bergegas menuju masjid.
Akupun dengan perlahan mengikuti langkah kecil adikku menuju masjid yang tak jauh dari rumah kami.
Usai sholat , kutunggu ia di gerbang depan masjid. Tapi ia tak keluar juga. Akhirnya dengan langkah gontai ku hampiri adikku yang masih berdo’a di dalam masjid. Tanpa ingin mengganggunya akupun hanya melihatnya dari jauh, kulihat dia diantara sela-sela hijab yang memisahkan kita kala itu. kudapati ia sedang menangis , matanya yang biasanya terang ceria, kini sendu dan basah oleh buliran kristal yang sejak tadi ditahannya. Air matanya tak lagi tertahan, menetes perlahan dan berjatuhan di sajadah hijau kesayangannya. Bagiku, adikku adalah guru bagiku. Ia tegar, kuat, dan luar biasa hebat. Dulu, waktu ia masih kelas 1 SD , dan aku kelas 1 SMP ummi kembali pada Sang Pencipta. Kala itu, aku sama skali tak bisa menyembunyikan gurat-gurat sedih dan duka yang mendalam yang tengah aku rasakan. Aku benar-benar tenggelam pada sebuah perasaan yang membuatku lemah yang bernama duka. Tapi adikku, dia hanya menangis kala ummi dimasukkan ke liang lahat . selebihnya dia sangat pandai menahan dukanya. Sambil menguatkanku ketika di pemakaman dulu. Ia meraih tanganku sembari berbisik ditelingaku.
“mbak, jangan nangis, biarka ibu tenang ..”..
Seketika air mata yang tak henti-hentinya membasahi pipiku itu berhenti. Aku salut dengan sosok adikku itu.. dia hebat.. anak sekecil itu bisa sehebat dan setabah ini..
dan , baru kali ini aku melihat adikku itu menangis sejadi-jadinya. Di sholatnya…entah apa yang membuatnya begitu sedih.
Hem.. rupanya adikku sudah meraskan kehadiranku. Dengan terburu-buru ia menghapus air matanya dan memanggilku.
“ayo mbak..” teriaknya sambil keluar masjid.
“iya,, “ jawabku sambil menghapus air mata yang tanpa kusadari sudah bercucuran deras.
Dalam perjalanan pulang, adikku sudah terlihat cerah kembali. Dia sudah bisa tertawa dan bahkan mulai menggodaku.
“kok dah seneng lagi?” tanyaku.
“iya donk.. kan abis curhat sama Allah, rasanya udah lega..” jawabnya sembari tersenyum seperti tak pernah menangis sebelumnya.
Aku hanya terdiam…
Subhanallah ,,,, hari ini aku tahu… bahwa adikku ternyata benar-benar lebih hebat dariku. .. dia mampu meluapkan segala emosinya hanya pada Allah saja.. ia hanya merelakan air matanya menetes diatas sajadah hijaunya kala ia tengah menghadap Rabbnya guna memenuhi kewajibannya. Ajari aku jadi sepertimu adikku sayang.. kamu mengajariku untuk selalu berfikir CUKUPLAH HANYA ALLAH… !!!!!!!!...

Kenapa sih islam melarang pacaran? apa jatuh cinta itu haram?

“Aih, Kenapa sih,…kok islam melarang pacaran?? Begitu keluhan fulanah.Buat Fulanah ia melihat ada sisi positif yang bisa diambil dari pacaran ini. Pacaran atau menurutnya ‘penjajakan’ antara dua insan lain jenis sebelum menikah sangat penting agar masing-masing fihak dapat mengetahui karakter satu sama lainnya (dan biasanya untuk memahami karakter pasangannya ada yang bertahun-tahun berpacaran lho!!).Fulanah menambahkan ,”Jadi dengan berpacaran kita akan lebih banyak belajar dan tahu, tanpa pacaran ?? Ibarat membeli kucing dalam karung!! Enggak deh…!” kemudian ia menambahkan “Bila suka dan serius bisa diteruskan ke pelaminan bila tidak ya,..cukup sampai disini..bay-bay!!, Mudahkan?”…hmm…Fulanah tidakkah engkau melihat dampak buruk dari berpacaran ini, ketika masing-masing fihak memutuskan berpisah??...Fulanah apakah engkau yakin benar apabila “putus dari pacaran” hati ini tidak sakit? Benarkah hati ini bisa melupakan bekas-bekas dari pacaran itu? Tidakkah hati ini kecewa, pedih, atau ikut menangis bersama butiran air mata yang menetes?? Sulit dibayangkan!Karena memang begitulah yang saya lihat didepan mata menyaksikan orang yang baru saja putus pacaran...

Bila memang kita tanya semua wanita muslimah seusia Fulanah (yang sedang beranjak dewasa) maka akan melihat ‘pacaran’ ini dengan sejuta nilai positif.Jadi, jangan merasa aneh bila kita dapati mereka merasa malu dengan kawannya karena belum punya pacar!!.. Duh,..kasihan sekali…Wahai ukhti muslimah…Mari kita telaah bersama dengan lebih dalam.Berdasarkan fakta yang ada, bila anda mau menengok sekilas ke surat kabar, tetangga sebelah atau lingkungan sekitar ,siapa sebenarnya yang banyak menjadi korban ‘keganasan’ dari pacaran ini? Wanita bukan??.. Bila anda setuju dengan saya, Alhamdulillah berarti hati anda sedikit terbuka.Ya,… coba lihat akibat dari berpacaran ini.Awalnya memang hanya bertemu, ngobrol bareng,bersenda gurau, ketawa ketiwi,lalu setelah itu??tentu saja setan akan terus berperan aktif dia baru akan meninggalkan keturunan Adam ini setelah terjerumus dalam dosa atau maksiat.Pernahkah anda ,.. mendengar teman atau tetangga ukhti hamil di luar nikah? Suatu klinik illegal untuk praktek aborsi penuh dengan kaum wanita yang ingin menggugurkan kandungannya? Karena sang pacar lari langkah seribu atau tidak mau kedua orangtuanya tahu? Atau pernahkah engkau membaca berita ada seorang wanita belia yang nekat bunuh diri minum racun serangga karena baru saja di putuskan oleh kekasihnya??Sadarkah kita, bahwa sebenarnya kaum hawalah yang banyak dieksploitasi dari ‘ajang pacaran ini?

Sungguh, islam telah memuliakan wanita dan menghormati kedudukan mereka.Tidak percaya??lihat hadits ini..”janganlah sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan seorang perempuan, melainkan si perempuan itu bersama mahramnya” (HR.Bukhari, Muslim dan Ahmad).Islam melarang laki-laki untuk berduaan tanpa ada orang ketiga karena islam tidak menginginkan terjadinya pelecehan ‘seksual’ terhadap wanita.Sehingga jadilah mereka wanita-wanita muslimah terhormat dan terjaga kesuciannya.Untuk kaum laki-laki pun islam melarang mereka menyentuh wanita yang bukan mahramnya coba simak hadits ini “Sungguh bila kepala salah seorang ditusuk dengan besi panas lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya”(HR.Thabrani, dalam Mu’jamul Kabir)

Nah, jelas bukan mengapa islam melarang pacaran??Bila memang seorang laki-laki ingin serius menjalin hubungan dengan seorang wanita, maka islam telah menyediakan sarananya, yaitu menikah.Karena islam Bukanlah agama yang kaku, maka islam menganjurkan kepada masing-masing fihak untuk saling berkenalan (ta’aruf).Tentu saja tidak berduaan lho,..harus ada pihak ketiganya.Setelah itu? Ya,.selamat bertanya tentang biografi calon pasangan anda,apabila kurang jelas, masih kurang yakin..islam menganjurkan mereka untuk shalat istikharah agar di berikan pilihan yang mantap yang nantinya insya Allah akan berakibat baik bagi dunia dan akhirat kedua belah pihak.Setelah mantap dan yakin akan pilihannya..kuatkan azzam (tekad), dan Bismillah…menikah..!! Indah bukan??

hehehehe


http://forum.dudung.net/index.php?PHPSES…

Minggu, 22 Agustus 2010

Kekuatan Pikiran Bawah Sadar

Saat Anda berada dipersimpangan jalan, Anda tentu harus memutuskan untuk memilih salah satu jalan. Saat Anda menghadapi pemilihan umum, Anda harus menentukan pilihan yaitu salah satu kandidat atau tidak memilih satu pun. Keputusan Anda akan menentukan arah hidup Anda.
Keputusan bisa terjadi secara sadar atau tidak sadar. Coba perhatikan saat Anda berjalan atau sedang berkendara. Sering kali kita membelokan diri atau kendaraan kita tanpa pikir panjang. Keputusan kita ambil hampir secara otomatis. Kenapa? Karena Anda sudah mengetahui tujuan Anda dan arah untuk mencapainya.
Mengapa bisa terjadi otomatis? Sebab pikiran bawah sadar kita sudah menyimpan informasi yang memadai. Pikiran bawah sadar kita sudah tahu arah ada tujuan yang akan dicapai. Proses pengambilan keputusan yang terjadi di alam pikiran bawah sadar terjadi dengan sangat cepat sehingga kita mengatakannya gerakan refleks atau otomatis.
Itulah manusia, memiliki sebuah mekanisme otomatis dalam diri kita. Ada dua mekanisme otomatis dalam diri kita, yang pertama mekanisme sukses otomatis (MSO) dan yang kedua mekanisme gagal otomatis (MGO). Yang menjadi pertanyaan ialah, manakah yang paling dominan dalam diri Anda?
Jika MSO yang bekerja dalam diri Anda. Semua tindakan Anda, sadar atau tidak sadar, akan mengarah kepada tujuan Anda. Pikiran bawah sadar Anda sudah memiliki informasi yang memadai untuk memerintahkan semua yang ada dalam pikiran kita seperti otot dan sistem syaraf.
Michael Jordan, tidak pernah mengukur tenaga, sudut gerakan bola, dan jarak antara dia dengan ring. Tetapi tubuhnya sudah memiliki MSO yang mampu mengarahkan bola tepat kepada sasaran. Para pebisnis sukses, sering kali mengambil keputusan secara spontan dan tetap mengantarkan mereka menuju keberhasilan yang lebih besar.
Kita memang bisa memutuskan sesuatu secara sadar. Namun kontribusi keputusan sadar terhadap keberhasilan lebih kecil dibanding keputusan tidak sadar. Hidup Anda lebih diarahkan oleh pikiran bawah sadar ketimbang pikiran sadar.
Itulah konsep akhlaq. Akhlaq bukanlah perbuatan baik hasil pemikiran. Akhlaq adalah perbuatan baik yang terjadi secara spontan.
Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula (pertama kali) tertimpa musibah.(HR. Bukhari)
Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik. (HR. Abu Dawud)
Jadi, pikiran bawah sadar Anda akan sangat menentukan hidup Anda. Pikiran bawah sadar ini adalah bagian dari apa yang disebut dengan Qalbu dalam ajaran Islam. Jika qalbu kita baik, maka semuanya akan baik.
Agar kehidupan Anda menjadi lebih baik, maka qalbu Anda harus didominiasi dengan hal-hal yang baik. Dzikir, membaca al Quran, dan ibadah-ibadah lain akan menjadikan qalbu kita didominasi oleh Cahaya Allah sehingga menghasilkan akhlaq yang mulia.