Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Maret 2010

betapa banyak keburukan yang datang dari hal yang indah

استودع الله قلبا مذ فجعت به … وبالأحبة لم أسكن إلى سكن
قد كان يحمل من همي ومن حزني … ما ليس يحمله روحي ولا بدني
لا عدت إن عاد لي قلبي أعذبه … بالحسن كم من قبيح جاء من حسن

Aku titipkan hatiku kepada Allah sejak aku bersedih dengannya…
Dan dengan kekasih sejak aku tidak pernah merasa tenteram
Adakalanya kesedihanku tak sanggup dipikul
Baik oleh ruhku maupun badanku

Aku tidak kembali
Jika hatiku kembali padaku
Maka aku mencederainya dengan hal-hal yang indah
Betapa banyak keburukan datang dari hal yang indah

(Lihat kitab ذم الهوى karya أبو الفرج عبد الرحمن بن أبي الحسن الجوزي yang ditahqiq مصطفى عبد الواحد, hal: 66)

bersabarlah hingga waktu "berbuka" itu tiba

Al-Ashri, 01 Shafar 1431 H
16 Januari 2010

أخلو به فأعف عنه تكرما … خوف الديانة لست من عشاقه
كالماء في يد صائم يلتذ به … ظمأ فيصبر عن لذيذ مذاقه

Aku berdua dengannya, kujaga kehormatan untuk memuliakannya…

Karena takut kerendahan hingga aku tercampakkan dari cintanya…

Bagaikan air di tangan orang yang berpuasa untuk mencairkan dahaga…

Lalu ia bersabar tuk nikmati kesegarannya….


[lihat dalamكتاب الجواب الكافي لمن سأل عن الدواء الشافي /Jawabul Kaafi li-man Sa-a-la ‘anid-dawaa`i asy-Syaafi/, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah : 157 ]

dicopas dari alashree

jika cintamu jujur

Salah satu Imam Mazhab, Muhammad bin Idris Asy-Syafi’I pernah menuturkan

لو كان حبك صادقا لأطعته … إن المحب لمن يحب مطيع

Jika Cintamu Jujur….

Niscaya ‘kau ‘kan taati dirinya…

Karna sesungguhnya orang yang mencintai itu…

Akan sangat taat kepada orang yang dicintainya...[*]

.
Ya Allah…

Aku senantiasa berucap bahwa ‘ku mencintaiMu…

Aku senantiasa berucap bahwa ‘ku mencintai nabi-Mu…

Namun, betapa sering ‘ku berpaling dari ketaatan padaMu…

Betapa sering ‘ku enggan enggan mengikuti petunjukMu…

Betapa sering kuterjang larangan-Mu…

Dan betapa sering ‘ku remehkan sunnah-sunnah Nabi-Mu…

.

Ya Allah…

Ampunilah diriku…

Sucikanlah aibku…

Dan jangan Kau campakkan diriku dari cinta-Mu…

.

Al-Ashri, 2 Shafar 1431 / 17 Januari 2009

— Pelayan Masjid Al-Ashri —
[*] Syair ini dikutip dari Imam Asy-Syafi’i oleh

(a) محمد بن أبي بكر أيوب الزرعي أبو عبد الله (masyhur dengan nama Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah) dalam kitab روضة المحبين ونزهة المشتاقين, cet. دار الكتب العلمية – بيروت ، 1412 – 1992, hal. 266

(b) : محمد بن أبي بكر أيوب الزرعي أبو عبد الله. Dalam kitab طريق الهجرتين وباب السعادتين, cet III (1414 – 1994) : دار ابن القيم – الدمام , hal. 444.

(c) anonim, dalam kitab مجمع الحكم و الأمثال, tidak tertulis halamannya.

dicopas dari http://alashree.wordpress.com

jika kita memikirkan ilmu, niscaya tidak separah ini

فما في الأرض أشقى من محب … وإن وجد الهوى حلو المذاق
تراه باكيا في كل حين … مخافة فرقة أو لإشتياق
فيبكي إن ناؤا شوقا إليهم … ويبكي إن دنو خوف الفراق
فتسخن عينه عند الفراق … وتسخن عينه عند التلاق والعشق وإن استلذ به صاحبه فهو من أعظم عذاب القلب


Tidak ada di dunia ini yang lebih sengsara daripada seorang pencinta…
Meskipun ia merasakan manisnya cinta…
Kamu lihat dia menangis di setiap waktu…
Karena takut berpisah atau karena rindu…

Ia menangis karena rindu akan jauhnya sang kekasih…
Namun, bila kekasihnya dekat…
Ia menangis karena takut berpisah…

Matanya selalu menghangat ketika terjadi perpisahan…
Matanya pun berkaca-kaca ketika pertemuan itu tiba…
Pelakunya memang merasakan kenikmatan…
Namun, sebenarnya…
Kasmaran itu merupakan siksa yang paling besar di hati…

[ lihat dalam: كتاب الجواب الكافي لمن سأل عن الدواء الشافي , karya محمد بن أبي بكر أيوب الزرعي أبو عبد الله (masyhur dengan nama Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah), hal. 151 ]

Hendaknya kita semua bisa mengambil pelajaran.

—akhukum—

di copas dari http://alashree.wordpress.com

فما في الأرض أشقى من محب … وإن وجد الهوى حلو المذاق
تراه باكيا في كل حين … مخافة فرقة أو لإشتياق
فيبكي إن ناؤا شوقا إليهم … ويبكي إن دنو خوف الفراق
فتسخن عينه عند الفراق … وتسخن عينه عند التلاق والعشق وإن استلذ به صاحبه فهو من أعظم عذاب القلب


Tidak ada di dunia ini yang lebih sengsara daripada seorang pencinta…
Meskipun ia merasakan manisnya cinta…
Kamu lihat dia menangis di setiap waktu…
Karena takut berpisah atau karena rindu…

Ia menangis karena rindu akan jauhnya sang kekasih…
Namun, bila kekasihnya dekat…
Ia menangis karena takut berpisah…

Matanya selalu menghangat ketika terjadi perpisahan…
Matanya pun berkaca-kaca ketika pertemuan itu tiba…
Pelakunya memang merasakan kenikmatan…
Namun, sebenarnya…
Kasmaran itu merupakan siksa yang paling besar di hati…

[ lihat dalam: كتاب الجواب الكافي لمن سأل عن الدواء الشافي , karya محمد بن أبي بكر أيوب الزرعي أبو عبد الله (masyhur dengan nama Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah), hal. 151 ]

Hendaknya kita semua bisa mengambil pelajaran.

—akhukum—

di copas dari http://alashree.wordpress.com